THE POTENTIAL OF SECANG WOOD DECOCTION AS AN ODOR CONTROL FOR DIABETIC FOOT ULCER
POTENSI AIR REBUSAN KAYU SECANG SEBAGAI PENGONTROL BAU ULKUS KAKI DIABETIK
Abstrak
Ulkus kaki diabetik merupakan komplikasi serius yang dapat mempengaruhi kualitas hidup penderita diabetes. Salah satu masalah yang sering terjadi pada ulkus kaki diabetik adalah bau yang tidak sedap. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi air rebusan kayu secang sebagai pengontrol bau pada ulkus kaki diabetik. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental dengan desain pre-test post-test control group. Sampel penelitian terdiri dari 32 pasien dengan ulkus kaki diabetik yang telah diacak menjadi dua kelompok, yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Kelompok perlakuan mendapat pencucian luka dengan air rebusan kayu secang, sedangkan kelompok kontrol dicuci dengan cairan NaCl 0,9%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok perlakuan dan kelompok kontrol menujukkan penurunan yang signifikan dalam tingkat bau ulkus kaki. Dapat disimpulkan bahwa air rebusan kayu secang memiliki potensi sebagai pengontrol bau yang efektif pada ulkus kaki diabetik. Hal ini menujukkan kemungkinan penggunaan air rebusan kayu secang sebagai metode yang sederhana dan alami dalam mengatasi masalah bau pada ulkus kaki diabetik. Namun penelitian lebih lanjut pada populasi yang lebih besar diperlukan untuk mengevaluasi efek jangka panjang dan efektivitas yang lebih luas dari penggunaan air rebusan kayu secang sebagai cairan pencuci ulkus kaki diabetik.
##plugins.generic.usageStats.downloads##
Referensi
Farhana, H., Maulana, I. T., & Kodir, R. A. (2015). Perbandingan Pengaruh Suhu dan Waktu Perebusan Terhadap Kandungan Brazilin Pada Kayu Secang (Caesalpinia Sappan Linn.). Prosiding Penelitian SPeSIA Unisba, 19–25.
Fernandez, R., & Griffiths, R. (2012). Water for wound cleansing. The Cochrane Database of Systematic Reviews, 2. https://doi.org/10.1002/14651858.CD003861.PUB3
Haughton, W., & Young, T. (1996). Common problems in wound care: malodorous wounds. Lancet, 348(9043), 1737. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(05)65862-X
International Diabetes Federation. (2021). IDF Diabetes Atlas 10th edition. https://diabetesatlas.org/idfawp/resource-files/2021/07/IDF_Atlas_10th_Edition_2021.pdf
Macdonald, K. E., Boeckh, S., Stacey, H. J., & Jones, J. D. (2021). The microbiology of diabetic foot infections: a meta-analysis. BMC Infectious Diseases, 21(1), 1–10. https://doi.org/10.1186/s12879-021-06516-7
Nirmal, N. P., Rajput, M. S., Prasad, R. G. S. V., & Ahmad, M. (2015). Brazilin from Caesalpinia sappan heartwood and its pharmacological activities: A review. Asian Pacific Journal of Tropical Medicine, 8(6), 421–430. https://doi.org/10.1016/j.apjtm.2015.05.014
Nomer, N. M. G. R., Duniaji, A. S., & Nocianitri, K. A. (2019). KANDUNGAN SENYAWA FLAVONOID DAN ANTOSIANIN EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L.) SERTA AKTIVITAS ANTIBAKTERI TERHADAP Vibrio cholerae. Jurnal Ilmu Dan Teknologi Pangan (ITEPA), 8(2), 216. https://doi.org/10.24843/itepa.2019.v08.i02.p12
Noor, S., Zubair, M., & Ahmad, J. (2015). Diabetic foot ulcer - A review on pathophysiology, classification and microbial etiology. Diabetes and Metabolic Syndrome: Clinical Research and Reviews, 9(3), 192–199. https://doi.org/10.1016/j.dsx.2015.04.007
Nurbaya, N., Tahir, T., & Yusuf, S. (2018). Peranan Pencucian Luka Terhadap Penurunan Kolonisasi Bakteri Pada Luka Kaki Diabetes. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah, 3(2), 110–115. https://doi.org/10.30651/jkm.v3i2.1829
Reardon, R., Simring, D., Kim, B., Mortensen, J., Williams, D., & Leslie, A. (2020). The diabetic foot ulcer. Australian Journal of General Practice, 49(5), 250–255. https://doi.org/10.31128/AJGP-11-19-5161
Sari dan Suhartati, R., Sari, R., Suhartati Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar Jl Perintis Kemerdekaan Km, dan, Selatan, S., & pos, K. (2010). Secang (Caesalpinia sappan L.) : Tumbuhan Herbal Kaya Antioksidan. 57–68.
Settharaksa, S., Monton, C., & Charoenchai, L. (2019). Optimization of Caesalpinia sappan L. heartwood extraction procedure to obtain the highest content of brazilin and greatest antibacterial activity. Journal of Integrative Medicine, 17(5), 351–358. https://doi.org/10.1016/J.JOIM.2019.05.003
Tewtrakul, S., Tungcharoen, P., Sudsai, T., Karalai, C., Ponglimanont, C., & Yodsaoue, O. (2015). Antiinflammatory and wound healing effects of Caesalpinia sappan L. Phytotherapy Research, 29(6), 850–856. https://doi.org/10.1002/ptr.5321
Wang, M., Gan, W., Kartsonaki, C., Guo, Y., Lv, J., Chen, Z., Li, L., Yang, L., & Yu, M. (2022).
Menopausal status, age at natural menopause and risk of diabetes in China: a 10-year prospective study of 300,000 women. Nutrition and Metabolism, 19(1), 1–12. https://doi.org/10.1186/s12986-022-00643-x
Widowati, W. P. I. K. (2011). Uji Fitokimia dan Potensi Antioksidan Ekstrak Etanol Kayu Secang ( Caesalpinia sappan L .). Jurnal Kedokteran Maranatha, 11(65), 23–31.
Yazdanpanah, L., Shahbazian, H., Nazari, I., Arti, H. R., Ahmadi, F., Mohammadianinejad, S. E., Cheraghian, B., & Hesam, S. (2018). Incidence and risk factors of diabetic foot ulcer: A population-based diabetic foot cohort (ADFC study)-two-year follow-up study. International Journal of Endocrinology, 2018. https://doi.org/10.1155/2018/7631659
##submission.copyrightStatement##
##submission.license.cc.by-nc-sa4.footer##