Media dan Konflik : Mewujudkan Jurnalisme Damai

  • Irwanti Said Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar
    (ID)

Abstrak

Media massa tidak dapat dipisahkan dari penyebaran ide konflik, sehingga tanpa disadari dalam berita dapat memicu konflik, meskipun beberapa praktisi media sering berargumen bahwa media massa bukan pemicu konflik. Jika ditelusuri lebih dalam, mungkin bukan media yang memiliki peran memulai konflik, tetapi dapat memupuk konflik dan kekerasan yang berkelanjutan. Masalahnya adalah seringkali sebuah cerita tidak dikemas dengan baik dan tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap konflik itu sendiri.

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi cakupan kerja seorang jurnalis dalam menjalankan tanggung jawabnya dalam melaporkan dan memproses berita. Salah satunya adalah menghindari gambaran bahwa konflik hanya terdiri dari dua pihak yang bertarung dalam satu masalah tertentu. Konsekuensi logis dari jenis deskripsi ini adalah bahwa ada satu pihak yang menang, dan ada satu pihak yang kalah.

##plugins.generic.usageStats.downloads##

##plugins.generic.usageStats.noStats##

Referensi

Anabel & Jake Lynch. (Penerjemah Ign. Haryanto) 2002. Jurnalisme Damai: Bagaimana Melakukannya? Jakarta: Lembaga Studi Pers Dan Pembangunan kerjasama The British Council.

Bungin, Burhan. 2006. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Hasan, Aswar, dkk. 2003. Jaga Mata dan Telinga (Bunga Rampai Penyiaran). Makassar, KPID Sulawesi Selatan.

Jackson & Keith. 1997. Manajemen Detik Demi Detik (Buku Panduan untuk Manajer Radio). Jakarta: Jakarta Office

Kementrian Komunikasi dan Informasi. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran. Jakarta: Kementrian Komunikasi dan Informasi

Komisi Penyiaran Indonesia, 2005. Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran. Jakarta: Komisi Penyiaran Indonesia.

Lukas Luwarso dan Gati Gayatri, 2004. Kompetensi Wartawan (Pedoman Peningkatan Professionalisme Wartawan dan Kinerja Pers. Jakarta: Dewan Pers, dengan dukungan Friedrich Ebert Stiftung (FES).

Mangara, Andy. 2006. Radio, an Obsession - dari hobi ke profesi. Makassar: Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Sulawesi Selatan

Morissan, 2005, Media Penyiaran. Tangerang: Ramdina Prakarsa

Mufid, Muhammad. 2005. Komunikasi & Regulasi Penyiaran. Jakarta: Prenada Media.

Oramahi, Hasan Asy’ari. 2003. Menulis Untuk Telinga. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

William C. Gaines.2007. Laporan Investigasi Untuk Media Cetak dan Siaran. Jakarta: Institut Studi Arus Informasi dan Kedutaan Besar Amerika Serikat.

Diterbitkan
2020-07-13
Bagian
Artikel
Abstrak viewed = 59 times