Karakteristik Ruang Kampung Melayu di Pontianak

Studi Kawasan Pemukiman di Kelurahan Bangka Belitung Laut

  • Zairin Zain Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura Pontianak
    (ID)
  • Jefri Bagaskara Arsitektur
    (ID)
Kata Kunci: Ruang Permukiman, Batas Administrasi, Karakteristik Ruang

Abstrak

Pemanfaatan organisasi ruang di kampung Melayu khususnya permukiman kampung Bangka Belitung kota Pontianak secara tidak langsung menciptakan ruang di daerah yang dijadikan permukiman. Latar belakang terbentuknya kampung Bangka Belitung adalah bentuk perpindahan dari suatu tempat, diakui bahwa daerah tersebut menjadi miliknya, dilanjutkan dengan aktivitas kegiatan sehari-hari dan pandangan orang lain terhadap daerah tersebut. Orang memilih tempat bermukim sesuai dengan kebutuhan hidupnya, seperti masyarakat kampung Bangka Belitung memilih bermukim di pinggiran sungai Kapuas guna memanfaatkan ragam fungsi dari sungai yang kerap dijadikan ciri khas dari Bangsa Melayu. Kebersamaan masyarakat yang bersosialisasi pada suatu tempat membuat ruang-ruang sebagai wadah dalam menunjang kebutuhan mereka. Hal inilah yang menjadi pembentukan karakter pada suatu kawasan permukiman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakter ruang yang dibentuk pada kampung Bangka Belitung kota Pontianak. Setiap data yang diperoleh menggunakan metode literatur dan penggalian informasi di internet. Selain itu, melakukan observasi pada kawasan untuk mengambil gambar sebagai kebutuhan dalam menganalisa terkait karakter ruang permukiman daerah tersebut. Kemudian diolah dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dalam memaparkan, menjelaskan serta menjawab permasalahan dari suatu penelitian. Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa Kampung Bangka Belitung memiliki teritori/batas yang baik secara administrasi maupun dari interaksi karakter, bentuk ruang yang beragam, serta berorientasi pada jalan dan sungai.

##plugins.generic.usageStats.downloads##

##plugins.generic.usageStats.noStats##

Referensi

Bintarto, R., (1977). Pengantar Geografi Kota, Yogyakarta: Spring.

Burhanuddin. 2010. Karakteristik Teritorialitas Ruang pada Permukiman Padat di Perkotaan. Jurnal Ruang Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tadulako, 2 (1): 40.

Creswell, J.W. (2017). Research Design: Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif dan Campuran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Daldjoeni. N., (1996). Geografi Kota dan Desa. Salatiga: percetakan Alumni

Hidayat, H. (2014). Konteks Ekologi Kota Tepian Sungai dalam Perspektif Lokalitas Bahan Bangunan. Membangun Karakter Kota Berbasis Lokalitas. Architecture Event 2014

Indeswari, A., Antariksa, Pangarsa, G. W., & Wulandari, L. D. (2013). Dinamika dalam Pemanfaatan Ruang Bersama pada Permukiman Madura Medalungan di Baran Randugading Malang. Arskon, Jurnal Arsitektur dan Konstruksi, 2(1): 1- 19.

Khaliesh, H., Widiastuti, I., & Budi, B. S. (2012). Karakteristik Permukiman Tepian Sungai Kampung Beting Di Pontianak “Dari rumah Lanting Ke Rumah Tiang”. Prosiding Temu Ilmiah IPLBI, Sekolah Arsitektur Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK) ITB : 3-11-2012, 69-72

https://doi.org/10.32502/arsir.v6i1.4012

Mentayani, I. & Ikaputra. (2012). Menggali Makna Arsitektur Vernakular: Ranah, Unsur, dan Aspek-Aspek Vernakularitas, Jurnal Arsitektur Lanting, 1(2), 68-82.

Mentayani, I. (2019). Identitas dan Eksitensi Permukiman Tepi Sungai di Banjarmasin. Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah, Universitas Lambung. https://doi.org/10.26905/lw.v9i1.1865

Nurjaman, L., & Hendrakusumah, E. (2023). Identifikasi Tingkat Kenyamanan Ruang Terbuka Publik Pusat Kota Sukabumi. Jurnal Riset Perencanaan Wilayah Dan Kota, 139–150. https://doi.org/10.29313/jrpwk.v3i2.2751

Rapoport, Amos., (1977). Human Aspects of Urban Form: Towards a ManEnvironment Approach to Urban Form and Design. University of Wisconsin. Milwaukee

Saleh MI., (1983). Sekilas Mengenai Daerah Banjar dan Kebudayaan Sungainya Sampai Akhir Abad IX. Proyek Pengembangan Permuseuman Kalimantan Selatan Depdikbud. Banjarmasin 1983/1984

Samra, B., & Imbardi. (2018). Makna Kearifan Lokal Arsitektur Rumah Tradisional Melayu Bengkalis Negeri Junjungan. Jurnal Pustaka Budaya, 6(1), 1-6

Sari, I.K. (2013). Perubahan Arsitektur Permukiman Kampung Beting Kota Pontianak. Tesis pada Program Studi Pascasarjana Arsitektur Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

http://dx.doi.org/10.26418/lantang.v1i1.18809

Sofian D.A., 2015. Adaptasi Teritorialitas pada Permukiman Horizontal ke dalam Permukiman Vertikal. Jurnal Temu Ilmiah IPLBI 2015. https://doi.org/10.26618/j-linears.v1i1.1319

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: PT. Alfabet.

Suprijanto, I. (2002). Rumah Tradisional Osing: Konsep Ruang dan Bentuk. Dimensi Teknik Arsitektur, 30(1). 10-20. https://doi.org/10.9744/dimensi.30.1.%25p

Tamiya M., Saada K, Dewi, et.al. 2015. Teritorialitas Masyarakat Perumahan Menengah ke Bawah, Studi Kasus : Perumahan Sukaluyu, Cibeunying Kaler, Bandung. Program Studi Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung. Prociding Temu Ilmiah IPLBI 2015, C 096: 6. https://doi.org/10.26618/j-linears.v1i1.1319

Titisari, E.Y., (2012). Meaning of Alley as Communal Space in Kampung Kidul Dalem Malang. Journal of Basic and Applied Scientific Research 2(10)10087-10094. https://doi.org/10.20961/region.v16i2.47859

Wardhana, M., (2011). Terbentuknya Ruang Bersama oleh Lansia Berdasarkan Interaksi Sosial dan Pola Penggunaannya. Disertasi Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya.

Zain, Z., Aqsa, A., & Sunandi, R., (2022). Budaya Bermukim Orang Melayu di Kota Pontianak Terhadap Pemanfaatan Rumah di Bantaran Sungai Kapuas. Jurnal Arsir, 6 (1). Universitas Muhammadiyah Palembang. https://doi.org/10.32502/arsir.v6i1.4012

Zain, Z., & Dewi, Z. P. C. (2023). Identifikasi Karakteristik dan Formasi Kampung Melayu di Kota Pontianak. NALARs, 23(1), 17. https://doi.org/10.24853/nalars.23.1.17-28

Diterbitkan
2024-12-12
Bagian
ARTIKEL
Abstrak viewed = 178 times