Arsitektur Biomimikri pada Gedung Kesenian di Kabupaten Bone

  • Harwinda Harwinda Teknik Arsitektur UIN Alauddin Makassar
    (ID)
  • Burhanuddin Amin Universitas Islam Negeri Alauddin makassar
    (ID)
  • Safruddin Juddah Universitas Islam Negeri Alauddin makassar
    (ID)
Kata Kunci: Kesenian; Gedung Kesenian; Arsitektur biomimikri; Material self-cleaning; Kabupaten Bone

Abstrak

Kesenian merupakan bagian integral dari manusia sejak lahir, di mana ada manusia, pasti ada seni. Gedung Kesenian adalah tempat pertunjukan yang menyajikan berbagai jenis seni dan berfungsi sebagai sumber informasi, pengetahuan, pendidikan, serta tempat rekreasi di Kabupaten Bone. Dengan meningkatnya pembangunan, polusi juga meningkat. Oleh karena itu, diperlukan desain bangunan yang dapat mengatasi atau meminimalisir polusi sekaligus berfungsi dengan baik, salah satunya dengan merancang bangunan ramah lingkungan. Penelitian ini dilakukan secara deskriptif melalui tinjauan studi pustaka dengan mengumpulkan informasi dan data dari buku serta internet yang relevan dengan topik penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perancangan Gedung Kesenian dengan pendekatan arsitektur biomimikri, yang menggunakan strategi dari alam, adalah solusi yang tepat. Salah satu penerapan konsep arsitektur biomimikri adalah penggunaan material self-cleaning. Penambahan TiO2 (Titanium Dioksida) pada material bangunan diharapkan dapat mengurai unsur berbahaya di lingkungan sekitar melalui proses fotokatalis seperti yang terjadi pada tumbuhan.

Referensi

Benyus, J. M. (1997). Biomimicry: Innovation Inspired by Nature. New York, NY: HarperCollins.

Bone.go.id. (2013, April 26). Geografi dan Iklim. Retrieved from https://bone.go.id/2013/04/26/geografi-dan-iklim/.

Brata, I. B. P. H. S. (2010). Tinjauan Gedung Pertunjukan Kesenian. In Proceedings of the Seminar Nasional Seni Pertunjukan (pp. 18–43). Denpasar, Indonesia: Institut Seni Indonesia Denpasar.

Setiawan, E. (2021). Gedung. In KBBI. Retrieved from https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/gedung.

Fujishima, A., Rao, T. N., & Tryk, D. A. (1999). TiO2 Photocatalysis Fundamentals and Applications. Tokyo, Japan: BKC Inc.

Google. (2021). Asal Usul dan Sejarah Tari Pajoge. Retrieved from https://seringjalan.com/asal-usul-dan-sejarah-tari-pajoge/.

Helms, M., Vattam, S. S., & Goel, A. K. (2009). Biologically Inspired Design: Process and Products. Design Studies, 30(5), 606–622. https://doi.org/10.1016/j.destud.2009.04.003

Irhandayaningsih, A. (2018). Pelestarian Kesenian Tradisional Sebagai Upaya Dalam Menumbuhkan Kecintaan Budaya Lokal Di Masyarakat Jurang Blimbing Tembalang. Anuva, 2(1), 19. Retrieved from https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/anuva/article/view/17246

Puspatarini, R. A. (2019). Implementasi Pendekatan Arsitektur Biomimikri Melalui Penggunaan Self-Cleaning Centre Dan Oceanarium. In Proceedings of the International Conference on Biomimicry in Architectural Design (pp. 280–285). Surabaya, Indonesia: Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Rahman, H. (2020, January 15). Dewan Kesenian Bone. Retrieved from https://topikterkini.com/2020/01/15/dewan-kesenian-bone/.

Zari, M. P. (2018). Regenerative Urban Design and Ecosystem Biomimicry. Abingdon, UK: Routledge.

Diterbitkan
2024-06-29
Bagian
Artikel
Abstrak viewed = 218 times