The Model of The Archipelago's Maritime Muslim City in Medieval Times (A Study of Somba Opu in the Kingdom of Makassar)
Abstrak
Kajian ini tentang kota muslim maritim Nusantara pada abad pertengahan; focus pada Somba Opu di Kerajaan Makassar. Tujuan penelitian ini adalah merekonstruksi Somba Opu sebagai model kota Muslim maritim Nusantara pada abad pertengahan. Hasil kajian ini akan bermanfaat bagi pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, khususnya dalam menentukan kebijakan yang terkait dengan tata kota dan tata kelola perkotaan (good urban governance).
Jenis Penelitian yang digunakan adalah library research dan Filed Research. Library research yakni berfokus pada penelaah, pengkajian dan pembahasan literatur atau sumber pustaka dan sumber lainnya. Adapun Filed research digunakan untuk menjaring data dan informasi aktual di lokasi penelitian. Adapaun Langkah-langkah penelitian yaitu Heuristik, Kritik, Interpretasi dan historiografi. Proses penelitian digunakan teknik pengamatan yang berkaitan dengan morphologi atau bentuk dan tatakota secara fisik yakni data arkeologi muncul di permukaan untuk dianalisis secara kritis sehingga menghasilkan kebenaran ilmiah yang didukung oleh evidensi (bukti) empiris.
Hasil kajian ini menunjukkan bahwa Somba Opu tumbuh menjadi salah satu Kota Muslim maritim di Nusantara pada abad ke 17. Adapun penciri tersebut, antara lain; Somba Opu merupakan pusat pemerintahan Kerajaan Makassar sekaligus menjadi bandar niaga international yang dikunjungi oleh-pedagang-pedagang Asing seperti dari Asia (Cina, Melayu, India dan Arab) dan dari Eropa seperi Portugis, sehingga populasi penduduk tumbuh secara signifikan dan pluralis, pasar-pasar pesisir tumbuh menjadi pusat perekonomian dan perusahaan swasta dan Asing penyedia lapangan pekerjaan, keberadaan Mesjid sebagai simbol Pemerintahan Islam dengan populasi masyarakat mayoritas muslim. Raja bergelar Sultan yaitu Sultan Alauddin dan raja-raja sesudahnya. Pemerintahan Islam ini menghargai pluralitas masyarakat yang ditandai dengan keberadaan rumah ibadah non muslim seperti gereja yang diizinkan oleh penguasa. Hasil kajian ini akan mengisi dan memperkaya kajian-kajian sebelumnya sekaligus menjadi referensi bagi pengelola perkotaan dan ahli kajian tata kota.
##plugins.generic.usageStats.downloads##
Referensi
Abidin, Andi Zainal. (1999). Lebudayaan Sulawesi Selatan. Ujung Pandang: Hasanuddin University Press.
Anies, Afif Nadjih. (2000). Islam dalam Perspektif Sosio Cultural. Jakarta: Lantabora Press.
Dajma'an, S., & Komariah, A. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
dg. Kulle, S., & dkk. (2007). Rakyat Gowa Menentang Penjajah. Makassar: Pustaka Refleksi.
Dyayadi. (2008). Tata Kota Menurut Islam: Konsep Pembangunan Kota yang Ramah Lingkungan Estetik dan Berbasis Sosial.
Effendy A.R, M. (2005). Jaringan Perdagangan Keramik: Makassar Abad XVI-XVII. Wonogiri: Bina Citra Pustaka.
Gazalba, Sidi. (2000). Pengantar Kebudayaan sebagai Ilmu. Jakarta: Pustaka Antara.
Hadrawi, Muhlis & et al. (2018). LontaraSekke' Bone Attoriolong ri Bone. Bone: Ininnnawa.
Hamid, Pananrangi. (1982). Faktor-faktor dan Keanekaragaman yang Mempengaruhi Pemukiman di Sulawesi Selatan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Hans J. (2008). Manusia, Kebudayaan dan Lingkungan: Tinjauan Antropologi Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Indra, C. (2014). Stratifikasi Sosial Penghuni Benteng Somba Opu Abad XVI-XVII Beradasarkan Temuan Artefak. Yogyakarta: UGM.
Juliansyah, N. (2021). Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiah. Jakarta: Katalog dalam Terbitan.
Kamaruddin. (2000). Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah
kana, Christoffel & et al. (1986). Arstektur Tradisional Daerah Nusa Tenggara Timur. Jakarta: Depdikbud Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah Jakarta.
Kartodirjo, S. (1987). Pengantar Sejarah Indonesia Baru: 150-1900 dari Emporium hingga Imperium. Jakarta: PT. Gramedia.
Kaseng, Sjahruddin & et al. (1986). Lontara Bilang Raja Gowa dan Tallok (Naskah Makassar). Sulawesi Selatan: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Kila, Syahrir, & kk. (2004). Kerajaan Gowa Pasca Perjanjian Bongaya. Makassar: Kementerian Kebudayaan dan Parawisata Deputi Bidang Pelestarian dan Pengembangan Kebudayaan Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional .
Knaap, Gerrit & Sutherland, Heater. (2004). Monsson Traders: Ships, Skippers and Commodities in Eighteenth-Century. Makassar: Brill.
Kohn, M. (2003). Asal Usul Sukses Ekonomi Barat: Perdagangn dan Pemerintah pra-Industri Eropa . Hanover: Departemen Ekonomi Darmouth Collage.
Kuntowijoyo. (1994). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogyakarta.
Lapian. (2018). Pelayaran dan Perdahangan Nusantara Abad ke 16 dan 17. Jakarta: Komunitas Bambu.
Mattulada. (1985). Latoa: Satu Lukisan terhadap Antropologi Politik Orang Bugis. Yogyakarta: Ghaja Mada University Press.
Mattulada. (1990). Menyusuri Jejak Kehadiran Makassar dalam Sejarah (1510-1700). Ujuang Pandang: Universitas Hasanuddin.
Muchlis. (1993). Dimensi Sosial Budaya Sejarah Sulawesi Selatan. Seminar Sejarah Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Sulawesi Selatan.
Muchlish. (1988). Metode Penulisan Sejarah Temu Ilmilaj MSI Sul-Sel, Somba Opu Pusat Kekuatan Maritim Abad ke-17 di Indonesia Timur. Sulawesi Selatan.
Mukhlis P. & et al (1995) Sejarah Kebudayaan Sulawesi. Jakarta: Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional.
Nata, A. (2016). Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Noor, J. (2011). Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiah. Jakarta: Katalog dalam Terbitan.
Nur, Azhar. (2010). Trialianci Tellumpoccoe Kerajaan Bone, Soppeng dan Wajo. Jakarta: Cakrawala Publishing.
Pabittei, S. A. (1995). Benteng Somba Opu Sulawesi Selatan. Makassar: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Pelras. (1981). Celebes-Sud Avant I'Islam Selon Les Premiers Temoignages etrangers. Archipel
Poelinggomang, E. L. (2002). Makassar Abad XIX Studi tentang Kebijakan Perdagangan Maritim. Jakarta: Pustaka Populer Gramedia.
Poelinggomang. (1991). Proteksi dan Perdagangan Bebas Kajian tentang Perdagangan Makassar pada Abad ke-19. Amsterdam: Academisch Proefchrift Vrije Unibersitiet Amasterdam.
Poerwanto, Hari. (2008). Kebudayaan dan Lingkungan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Purnama. (2014). Kerajaan Bone Penuh Pergolakan Heroik. Makassar: Arus Timur.
Qomar, M. (2015). Islam Nusantara: Sebuah Alternatif Model Pemikiran, Pemahaman dan Pengalaman Islam. El-Harakah Jurnal Kebudayaan Islam Vol 17 No. 2. http://dx.doi.org/10.18860/el.v17i2.3345.
Rahim, Abdul & et al. (2004). Nilai Demokrasi dalam Budaya Bugis Makassar. Makassar: Dinas Kebudayaan dan Keparawistaan Provinsi Sulawesi Selatan.
Rahim. Rahman. (2011). Nilai-nilai Utama Kebudayaan Bugis. Yogyakarta: Ombak.
Rasjid, A., & Gunawan, R. (2000). Makassar sebagai Kota Maritim . Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Rasyid, Abdul. (1979). Trade and State Power in 16th and 17th Century South East Asia. Preceedengs of the Seventh IAHA Conference, Bangkok, 22-26 Agustus 1977 1: 391-419 Bangkok: Internasional Association of Historians of Asia.
Rasyid, Darwas. (1993-1994). Beberapa Catatan tentang Benteng-benteng Pertahanan Kerajaan Gowa. Ujung Pandang.
Razak, Abdul. (1969). Sejarah Gowa. Sulawesi: Yayasan Kebudayaan Sulawesi Selatan dan Tenggara.
Reid, Antony ed. (1993). Slavery, Bondage and Dependency in Southeast Asia. University of Queensland Press.
Reid, Antony. (1993). Southeast Asia in The Age of Commerce 1450-1680. Yale University.
Risa., Sewang, A., Syamsudduha., & Hasaruddin. (2020). Bureaucracy of the Sambas Sultanate During teh Dutch Colonial Period (1818-1942). Jurnal Adabiyah Vol. 20 No. 1., 20 https://doi.org/10.24252/jad.v17i120i1a4.
Said , Z. (2012). Konflik Sosial Keagamaan Islam Non Mainstream dalam Masyarakat Indonesia yang Mejemuk. Jurnal Al-Ulum Vol 12 No. 2. https://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/au/article/view/106/91.
Saing, Aman. (2010). Arstektur Tradisional Rumah Adat Bugis-Makassar. Makassar: Indhira.
Saleh, Nur Alam. 2020. Ungkapan Tradisional Suku Makassar tentang Pendidikan Kepemimpinan dan Agama di Daerah Kabupaten Gowa. Ujuang Pandang: Balai Kajian Sejara dan Nilai Tradisional.
Satori, D., & Komariah, A. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sewang, A. (2005). Islamisasi Kerajaan Gowa (Abad XVI sampai Abad XVII). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Sikki, Muhammad. (1995). Lontarak Bugis. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudaayan.
Simarjaki, J. (1952). The Sociology of Cities.
Soekanto, Soerjono. (2010). Sosiologi suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press.
Syafwandi. (1985). Arsitektur Tradisional Daerah Sulawesi Selatan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Tiro, Muhammad Arif. (2005). Instrumen Penelitian Sosial-Kegamaan. Makassar: Andira Pulisher.
Tjandrasasmita, U. (2000). Pertumbuhan dan Perkembangan Kota-kota Muslim di Nusantara. Kudus: Menara Kudus.
Tobing. (1961). Hukum Pelayaran dan Perdagangan Amannagappa. Makassar: Yayasan Kebudayaan Sulawesi Selatan dan Tenggara.
Thohir, Ajad. (2004). Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam: Melacak Akar-akar Sejarah, Sosial Politik dan Budaya Umat Manusia. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Wicaksono, H. (2020). Sejarah Penyebaran Islam di Asia dan Afrika. Rihlah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Vol. 8 No 1. http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/rihlah/article/view/13235/9233
Wirth, L. (1938). Urbansm.
##submission.copyrightStatement##
##submission.license.cc.by-nc-nd4.footer##